5 ESSENTIAL ELEMENTS FOR REFORMASI INTELIJEN

5 Essential Elements For reformasi intelijen

5 Essential Elements For reformasi intelijen

Blog Article

Konsep intelijen dalam memori kolektif rakyat Indonesia cenderung bermakna negatif karena dikaitkan dengan pekerjaan dinas rahasia pemerintah yang menangkap, menyiksa, dan bahkan melenyapkan lawan-lawan politik pemrintah yang tengah berkuasa. Praktek-praktek ini sering terjadi di masa lalu, bahkan masih ada di era reformasi saat kematian aktivis HAM Munir dikaitkan dengan aparat intelijen BIN.

Namun, setiap perkembangan pasti diiringi dengan tantangan. Andhika menyoroti bahwa mentalitas di lingkungan intelijen semakin terbuka, yang pada akhirnya dapat mengompromikan prinsip-prinsip kerahasiaan. Ia juga mencatat bahwa partisipasi dari masyarakat sipil dalam struktur BIN masih minim.

Indonesia perlu membuat lembaga kontra intelijen. Aktivitas intelijen dari negara asing di Indonesia diduga sangat aktif. Hal ini sangat rawan dan menjadi ancaman tersendiri bagi kedaulatan bangsa Indonesia.

Akuntabilitas dan transparansi anggaran intelijen harus diberlakukan secara khusus. Pertanggungjawaban kepada presiden selaku kepala pemerintahan dan selaku kepala negara (

Untuk mencegah terulangnya pendadakan strategis perlu dilakukan penguatan terhadap intelijen di Indonesia. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam rangka penguatan intelijen negara.

UU tersebut juga mengatur batas-batas dan ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi intelijen.

Ray Kebanggaan sebagai wartawan adalah selalu silahturahmi kepada semua pihak, tetap belajar dan selalu konfirmasi dalam pemberitaan yang adil dan berimbang.

Though we goal to deal with data and details that is as newest as is achievable, we know that predicaments can speedily completely transform. For anyone that is informed about any supplemental details or inaccuracies on This page, make sure you sustain us educated; write to ICNL at [email protected].

Dihadapkan oleh perubahan besar politik, ekonomi dan keamanan world wide yang tidak lagi menganut konsep bipolar, telah merubah potensi ancaman terhadap kepentingan nasional Indonesia.

In 1950-1958, armed service intelligence continue to dominated the operational pursuits of your intelligence companies, Though they weren't directed to encounter a certain exterior threat. This politicization procedure began in early 1952 when the Main of Team on the Armed Forces TB Simatupang fashioned BISAP being an intelligence company to support his Place of work along with the Defense Ministry. Nonetheless, on account of its structural marginal placement and constrained sources and funds, BISAP could not do A great deal and was dissolved in the following yr.[16]

Dibutuhkan strategi yang matang dalam mengelola lembaga intelijen agar dapat terus efektif dalam menjalankan tugasnya tanpa meninggalkan prinsip-prinsip demokrasi dan akuntabilitas.

Intelijen Indonesia perlu lebih erat menjalin hubungan dengan pihak intelijen dan kontra intelijen dari negara lain. Hubungan yang baik dengan pihak lain ini diharapkan dapat mencegah ancaman-ancaman klik disini yang terjadi di negara lain menyebar di Indonesia.

Potensi konflik agraria di Indonesia disebabkan lemahnya regulasi tata ruang dan tata wilayah pemerintah yang tidak dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat dan Trader.

Soeharto’s method during the 1970s was to produce ‘contestation’ involving establishments in order that they might under no circumstances ‘unite’ against Suharto, who ended up putting all intelligence businesses underneath his immediate Regulate. Even though Soeharto designated BAKIN as a strategic intelligence agency, he didn't immediately disband KOPKAMTIB and Opsus. Soeharto also ‘strengthened’ the figure from the “Intelligence Assistant” beneath the Ministry of Defense and Safety who was anticipated to direct concurrently the ABRI’s (Commander in the Armed Forces in the Republic of Indonesia) controlled territorial army intelligence units, KOPKAMTIB, and BAKIN, which often ran overlapping functions and perhaps competed with the purpose of securing Soeharto’s pursuits.

Report this page